Selamat Datang di SumbuITB.blogspot.com

Selasa, 30 April 2013

Perpustakaan ITB




Gedung Perpustakaan Pusat ITB
Perpustakaan pusat ITB yang merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang awalnya terletak di Aula Barat ITB ini dirancang oleh Slamet Wirasonjaya pada tahun 1975. Pengoperasian perpustakaan baru dilakukan pada tahun 1987. Awalnya, permukaan gedung perpustakaan ini  hanya berlapis beton putih (tidak seperti yang saat ini telah dilapisi oleh keramik).

Perpustakaan Pusat memiliki empat lantai dengan struktur utama beton bertulang dengan bentuk serupa dengan tumpukan buku. Gedung ini juga merupakan gedung pertama yang menggunakan AC central di ITB.

UPT Perpustakaan ITB memiliki peranan dan tanggungjawab untuk menyediakan serta meningkatkan kualitas penyediaan berbagai ragam informasi/pustaka , terutama yang berhubungan dengan kegiatan akademik civitas academica ITB dan memperkaya khazanah pengetahuan secara umum, di samping penyediaan berbagai fasilitas layanan informasi dimana fungsinya untuk meningkatkan kualitas serta kuantitas akses terhadap informasi yang bersifat internal dan eksternal.

Aula ITB

Aula Barat dan Aula Timur ITB merupakan bagunan pertama yang didirikan di ITB (TH) pada tahun 1920, dimana perancangannya sudah dimulai sejak tahun 1917. Arsitek dari bangunan utamanya adalah Maclaine Pont dan perancang selasarnya adalah ZENI (Angkatan Laut Belanda) yang membedakan adalah batu kali di bangunan utama lebih rapi. Kayu yang digunakan berwarna hitam, karena kontraktornya adalah kontraktor kereta api sehingga dilapisi oleh ter agar tahan rayap.
Aula saat pertama kali dibangun
Karya masterpiece ini tidak hanya merujuk pada arsitektur tradisional Jawa Barat (Julang Japak) dan Minangkabau (Atap Gojong), tetapi juga merupakan perpaduan yang menyatu sebagai arsitektur tradisional Indonesia.


Keistimewaan Aula Barat dan Timur ini adalah mempertemukan teknologi modern yang ada saaritu, yang diwakili oleh laminated wood, yaitu kayu yang berlapis-lapis yang mengisi kolong bangunan tersebut. Dari segi komposisi, terdapat sebuah keseimbangan di setiap bagian. Badan bangunan dengan atap memiliki proporsi yang seimbang. Sentuhan megah dan monumental juga tercipta karena penambahan halaman yang luas. Karena diberikan campuran arsitektur Eropa, bangunan ini dibuat simetris, karena itu dibangunlah aula besar yang terpisahkan oleh gerbang utama; tidak cukup satu namun sepasang. Dengan ventilasi, pengaturan ruang, serta pintu masuk yang sesuai dengan iklim tropis, bangunan ini mendekati kesempurnaan pada masa itu. (Hanan,Himasari)
Aula barat dulunya merupakan tempat diadakan acara-acara penting sepertiupacara pemakaman dosen, wisuda, serta acara-acara lainnya. Selain itu, gedung aula barat dan aula timur ini pernah menjadi gedung perpustakaan pusat. Dan yang tidak kalah menariknya, kunci dari Aula tidak pernah diganti sejak bangunan itu didirikan hingga saat ini.

CAMPUS CENTER


Campus Center Barat ITB

Campus Center ITB atau yang kerap disebut sebagai CC ini terletak di bagian depan saat kita memasuki Gerbang Ganesha. Gedung ini berupa 2 gedung kaca putih yang seolah-olah mengapit pemandangan Gunung Tangkuban Perahu yang ada di belakangnya.

Gedung CC ini dibangun sekitar tahun 2004 dengan tujuan untuk wadah kegiatan non-akademik yang memiliki dua aktivitas berbeda. Gedung yang di aksitekturi oleh Baskoro Tedjo ini memiliki 2 sayap, yaitu sayap barat dan sayap kiri.

Gedung sayap barat dari CC ITB ini diperuntukkan sebagai tempat pelayanan mahasiswa dan pembimbingan kegiatan non-kurikuler. Selain itu, penghuni gedung sayap barat ini juga meliputi staf ahli wakil rector bidang kemahasiswaan, unit pelayanan beasiswa, dan pelayanan kegiatan kemahasiswaan lainnya. Gedung bagian barat memiliki bangunan basement berlantai 2 untuk kegiatan kemahasiswaan (unit).

Sedangkan sayap timur dari bangunan CC ITB, digunakan khusus sebagai tempat seminar, diskusi serta ruangan untuk berbagai eksbisi dan pameran. Gedung sayap timur disusun oleh Ruang Bussines Lounge, Discussion Room, serta Aula untuk eksibisi dan pameran.
Kedua sayap bangunan dihubungkan oleh sebuah bangunan penghubung yang berbentuk melingkar dengan dominasi kaca, yang difungsikan sebagai tempat memajang berbagai profil ITB dari masa ke masa. Bangunan penghubung ini kerap disebut sebagai Information Centre, seolah-seolah sebagai ruang musem yang bercerita mengenai perkembangan ITB sejak tahun 1920, dimana kita dapat melihat perkembangan ITB dari sisi historis (historical), people, achievement, serta dari sisi artifact.
Pada masa-masa sebelumnya, lokasi CC ini merupakan sebuah bangunan bersejarah bagi kemahasiswaan ITB yang menyaksikan berbagai kegiatan yang berlangsung selama 2 dekade umur ITB dengan dikenal sebagai Student Center atau SC.
Kini di sekitaran halaman gedung CC ini dihiasi oleh tanaman dan kolam teratai. Di samping itu, telah dilakukan beberapa pemugaran seperti Boulevard yang kini bertegel batu dengan kombinasi melingkar, lapangan basket dan volley ditambahkan amphyteater terbuka mini, penggantian lapangan tenis dengan taman berumput berbentuk segitiga, di mana masing-masingnya memiliki sejarah tersendiri.

GKU Barat


Nah, untuk kesempatan pertama kali ini, kami akan membahas tentang Gedung Kuliah Umum Barat atau yang lebih sering disebut dengan GKU Barat. Sekilas gedung ini hampir tidak terlihat spesial namun ternyata yang merancang gedung ini adalah Ir. Soekarno! Yuk kita simak penjelasannya!


GKU Barat ITB dengan tangganya yang sering membuat mahasiswa kebingungan

GKU Barat ITB


Hampir semua mahasiswa ITB pernah merasakan bagaimana ‘pusingnya’ kuliah di GKU Barat, terutama mahasiswa TPB. Gedung Kuliah Umum yang satu ini diprakarsai pembangunannya oleh Presiden RI pertama, Ir. Soekarno, sebelum menjabat sebagai presiden. Ia merasa diperlukan suatu gedung perkuliahan umum di luar gedung perkuliahan fakultas-fakultas. Kode ruangan di GKU Barat adalah 91XY karena dipercaya dibangun pada tahun 1900-an. Uniknya dari bangunan ini, sang ‘arsitek’ membuat tingkatan bangunan yang kurang sesuai dengan penomoran kode ruangannya. Kode 91XY menandakan GKU Barat (91) lantai X ruang Y. Lantai 1 disebut dengan lantai 0, dan begitulah seterusnya. Berarti kalau kita hendak menuju ruang 9126, maka seharusnya kita harus menuju lantai 3. Namun anehnya, kita harus naik ke lantai 4 terlebih dahulu dan turun setengah lantai. Begitu pula untuk menuju lantai 2, harus naik ke lantai 3 terlebih dahulu lalu turun setengah lantai. Lokasi membingungkan dari ruangan pada GKU Barat ini diindikasikan karena rumitnya pola pemikiran Ir. Soekarno. Saat ini GKU Barat terdiri dari 4 lantai, beberapa toilet, dan di selasarnya terdapat kantin makanan dan musholla.